Meneropong Pengawasan Berdampak Itjen Kemenag

Dalam sebuah organisasi besar seperti Kementerian Agama, pengawasan internal memegang peranan vital. Fungsi ini tidak sekedar mencegah dan mendeteksi penyimpangan, tetapi juga menjadi katalis untuk perbaikan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinan Inspektur Jenderal Faisal, Kementerian Agama telah menyaksikan transformasi pengawasan yang berdampak signifikan bagi tata kelola pemerintahan.

Meninjau kembali arahan Menteri Agama, terlihat betapa besar harapan yang diemban Irjen Faisal. Saat dilantik pada 16 September 2022, Faisal diinstruksikan untuk membangun sistem pengendalian internal yang efektif, memastikan program prioritas berjalan secara efektif, mendorong early warning system, menjamin transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa, serta mempercepat dan membersihkan layanan publik dari praktik pungli. Tak mudah memang, namun Irjen Faisal menyambut tantangan ini dengan semangat dan pendekatan yang segar.

Salah satu terobosan penting yang dilakukan Irjen Faisal adalah menggeser paradigma pengawasan dari yang bersifat konvensional menuju pengawasan modern dan berbasis risiko. Mengutip dari Institute of Internal Auditor (IIA), Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.

Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 41 Tahun 2016 tentang Pengawasan Internal Pada Kemenag, dijelaskan bahwa Pengawasan Internal adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Dari landasan tersebut fokus pengawasan disesuaikan dengan program prioritas Menteri, isu strategis, dan pengawasan berbasis risiko. Inilah yang menjadikan pengawasan memiliki nilai tambah dan meningkatkan kinerja organisasi.

Pengawasan Berdampak

Tahun ini, melalui Program Prioritas Pengawasan Internal (P3I), Irjen Faisal memfokuskan pengawasan pada masalah-masalah sistemik dan program prioritas Menteri Agama. Dengan demikian, pengawasan tidak lagi bersifat generik, melainkan menyasar isu-isu strategis yang berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi.

Selain itu, Irjen Faisal juga mendorong digitalisasi dan inovasi dalam pengawasan internal. Metode e-audit/berbasis elektronik, forensic audit, dan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) menjadi terobosan yang signifikan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan, tetapi juga memperkuat transparansi dan akuntabilitas.

Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, Irjen Faisal menyadari pentingnya penguatan integritas dan budaya kerja yang sehat. Melalui berbagai program seperti KuSemai Nilai, Workshop Peningkatan Integritas, Pelatihan Refleksi dan Aktualisasi Integritas (Prestasi) untuk pejabat Kemenag serta kerjasama dengan lembaga seperti KPK dan PPATK, beliau berusaha menanamkan nilai-nilai integritas di seluruh jajaran Kementerian Agama.

Tak hanya itu, Irjen Faisal juga menginisiasi pengembangan tata kerja organisasi yang modern dan ramah. Konsep co-working space, ramah anak, difabel, hijau, indah, dan gallery menjadi upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendorong kreativitas serta kolaborasi yang lebih baik.

Tentu saja, seluruh upaya transformasi ini tidak akan bermakna tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berintegritas. Irjen Faisal menyadari hal ini, sehingga beliau menaruh perhatian besar pada pengembangan SDM Inspektorat Jenderal. Hasil asesmen dan manajemen talenta menjadi dasar untuk merancang program pengembangan SDM yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

Melalui berbagai terobosan ini, Irjen Faisal telah membawa angin segar dalam pengawasan internal Kementerian Agama. Pengawasan berdampak yang beliau gulirkan bukan hanya sekedar mendeteksi dan mencegah penyimpangan, tetapi juga menjadi katalis bagi perbaikan tata kelola pemerintahan secara menyeluruh.

Menuju Tata Kelola Berintegritas

Dalam perjalanannya, tentu masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan komitmen yang kuat dan pendekatan yang inovatif, transformasi pengawasan berdampak ala Irjen Faisal telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang berintegritas, efektif, dan efisien di lingkungan Kementerian Agama.

Beberapa hasil dari Pengawasan Berdampak ala Irjen Faisal adalah sebagai berikut:

1. Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) tahun 2022 Level 2 (2,813) menjadi Level 3 (3,202) di tahun 2023.

2. Nilai Internal Audit Capability Model(IACM) dari BPKP tahun 2022 Skor 3,00 naik menjadi Skor 3,320 di tahun 2023.

3. Nilai Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2022 nilai 3,31 (Baik) Tahun 2023 nilai 3,58 (Sangat Baik).

4. Indeks Tatakelola Pengadaan Barang dan Jasa (ITKP) dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebesar 80,74 di atas Nilai Nasional 55,45.

5. Nilai SAKIP naik dari 72,96 (tahun 2022) menjadi 74,28 (tahun 2023).

6. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Agama tahun 2022 nilai 76,69 naik menjadi 78,18 (tahun 2023).

7. Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK tahun 2022 nilai 74,16 naik menjadi nilai 74,62 di Tahun 2023.

8. Kemenag meraih Peringkat 2 Kementerian/Lembaga dengan Capaian Aksi Stranas Pencegahan Korupsi tertinggi. Dalam laporan yang disusun Tim Nasional Pencegahan Korupsi, Kemenag mencatatkan nilai 91,13 pada B18 (bulan 18 dengan rentang April-Juni 2024).

Pada akhirnya, pengawasan bukan lagi sekadar alat untuk mencegah dan mendeteksi penyimpangan, melainkan menjadi enabler bagi terciptanya budaya kerja yang sehat, layanan publik yang prima, dan kepercayaan publik yang tinggi terhadap Kementerian Agama. Itulah esensi dari pengawasan berdampak yang digaungkan Irjen Faisal, sebuah paradigma baru yang mengukuhkan peran pengawasan internal sebagai mitra strategis dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

M. Imam Syafi’I (Auditor pada Itjen Kemenag)

Widyawan Sigitmanto
Widyawan Sigitmanto Admin Simkah Web Id sejak dibuat sampai sekarang ;)